Sunday, January 29, 2017

[Tips Menulis] Resep Rahasia Pidi Baiq Menciptakan Karakter





Dalam rangkaian ARKI 2016 mengunjungi kampus Institut Kesenian Jakarta, gue mendapat kesempatan untuk bertanya pada Pidi Baiq (Penulis best-seller Dilan).

“Bagaimana cara membangun karakter yang unik dan selalu diingat pembacanya?”

Begitulah pertanyaan yang saat itu gue ajuin. Kira-kira apa yang menjadi resep rahasia Pidi Baiq dalam membangun Dilan sehingga selalu diingat pembacanya? Yuk, simak artikel gue berikut ini.

Sebelum gue membahas itu, ada baiknya gue kasih tau gambaran umum mengenai karakter. Dalam menentukan karakter, kita juga harus memerhatikan latar tempat yang digunakan. Misalnya, di Amerika Serikat ciuman dikalangan remaja dianggap wajar, sementara di Indonesia tidaklah demikian. Maka dari itu tentu kamu harus melakukan riset sebelum membangun karakter.

“Apalah arti karakter selain menjadi pendeterminasi insiden? Apalah arti insiden selain menjadi ilustrasi dari sebuah karakter?”
– Henry James
Apa yang Henry James katakan adalah jika tidak ada karakter maka tidak akan ada aksi, dan tanpa aksi kamu tidak punya karakter. Dengan kata lain, sulit memisahkan keduanya.

Karakter memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah kisah. Kebanyakan penulis pemula melakukan kekeliruan dengan menciptakan karakter yang mengkonotasikan dirinya sendiri. Baik dari aspek fisik, sifat dan kebiasaan. Sebetulnya hal itu tidak terlalu menjadi masalah yang signifikan, asalkan kamu bisa berhasil mengolahnya semenarik dan seinovatif mungkin. Namun di sisi buruknya, bisa-bisa kamu kesulitan menulis karakter lain yang believable untuk berinteraksi dengan karaktermu.

Sumber Ide Karakter

Untuk mencari sumber ide karakter sangatlah mudah. Kamu bisa memulai dengan melihat lingkungan di sekitarmu. Banyak banget karakter orang di sekitar kita yang unik. Atau kalian juga bisa mengingat-ingat karakter orang-orang yang pernah terlintas dalam benakmu.

Karakter dalam buku, film, cerita lain yang sudah pernah ada. Tidak. Gue nggak bilang untuk plagiat lo ya, mengambil mentah-mentah karakter tokoh itu. Maksud gue, ambil, modifikasi, gabung-gabungkan sesuai kebutuhan cerita dan idemu sendiri.

Gue sering mencantumkan karakter dari dunia nyata, dengan ciri khas dan sifat yang memang milik si tokoh nyata. Tentu gue ijin dulu. Dan temen-temen justru senang bisa eksis dalam novelku.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun karakter

Awali dengan nama. Kamu harus membuat nama yang mudah disebutkan, sederhana, dan nyaman. Nama bisa kalian comot dari mana saja. Namun, harus tetap sejalan dengan cerita. Misalnya, novel berlatar di Minangkabau, menggunakan nama khas daerah tersebut.

Hal yang harus kamu perhatikan dalam membangun karakter adalah konsistensi. Aneh rasanya kalau membaca karakter yang mulanya manja, mendadak menjadi sosok yang berwibawa tanpa disertai kejadian penting yang dapat merubah sifatnya itu.

Selain itu, kamu juga harus menciptakan karakter yang memiliki sifat positif dan negatif. Jangan membuat karakter yang terlalu sempurna, karena terkadang dapat membuat pembaca merasa cepat bosan. Setidaknya isi satu titik kelemahan, misalnya Si A kaya, tampan, keturunan konglomerat. Tapi mukanya jelek. Hal itu akan menambah keunikan dari karakter yang kamu buat.

Keunikan yang dimiliki tokoh juga sangat penting. Pembaca akan mudah untuk mengingatnya. Keunikan ini bisa berupa sifat, cara bicara, maupun kebiasaannya. Misalnya karakter cowok yang memiliki sifat angkuh, berandalan atau istilah lainnya badboy, namun ia memiliki sifat yang penyayang pada cewek dambaannya.

Lalu apa yang menjadi resep rahasia Pidi Baiq dalam membangun karakter?

Pidi Baiq berhasil memerdekakan Dilan dan Milea sebagai tokoh dengan karakter yang lahir dari perenungannya terhadap kebiasaan-kebiasaan sepele kita sehari-hari. Tanpa kita sadari, karakter Dilan merupakan hasil kesalahan atau kekonyolan sederhana yang sebenarnya sering kita lakukan. Ia berhasil merangkum karakter itu dalam Dilan dan Milea. Kedekatan Dilan dan Milea dengan para pembaca membuat sebuah kekuatan bagi kita memahami karakter tersebut.

Misalnya, sebagai siswa tentu memiliki titik jenuh terhadap pembelajaran di sekolah. Dan hal itu mengakibatkan kita sering menjadikan guru sebagai bahan lelucon. Pidi Baiq berhasil mengemas Dilan dengan karakter demikian.

Sebagai pembaca yang saat di masa sekolah pernah merasakan hal tersebut, merasa setuju dengan apa yang dilakukan Dilan. Hal tersebutlah yang membuat Dilan selalu diingat pembacanya. Pembaca merasa ada kedekatan dengan karakter yang dibangun Pidi Baiq, karena apa yang dilakukan Dilan dan Milea adalah hal yang biasa kita lakukan.

Ketika di dunia ini sebuah perbedaan sikap atau prilaku jelek kita kurang dihargai, namun Pidi Baiq menghargai itu dengan membuat tokoh Dilan dan Milea.

Dalam menulis, sebagai pengarang tentunya kita dapat menjelaskan karakter dengan berbagai kata sifat yang dirasa tepat. Namun, semua kebiasaan-kebiasaan karakter haruslah konsisten, demikian pula dari cara tokoh lain memadangnya. Kamu juga harus merasa akrab dengan karaktermu karena selama kamu menulis cerita mengenainya, kamu akan terus-menerus menggambarkan gerak-geraknya secara konsisten.

Lalu, bagaimana menyiratkan sifat seorang karakter? Menjabarkannya terus menerus bisa membuat para pembaca jenuh. Agar ada variasi, juga agar pembaca mendapatkan gambaran lebih mengenai tokoh ciptaanmu, kamu bisa menjelaskan karakter dari tindakannya serta interaksi dengan tokoh yang lain. Dengan begitu, pembaca nggak akan cepat bosan membaca karyamu.

Sekian dulu sharingnya. Gue di sini bukan bermaksud buat ngajarin, tapi cuma mau berbagi pengalaman. Maaf kalau gue ada salah kata. Maklum, gue juga pemula. Masih harus banyak belajar. Kalau kamu mau niru, tanggung sendiri resikonya. Hehe...

Salam,


Anak Indonesia!

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di-blog aku :)
Halo, teman-teman! Apa kabar, nih? Baik, kan? Hihi ... Kenalan dulu, yuk!

Andika Kaya adalah pelajar SMA yang memiliki segudang impian, yang menyambung hidupnya dengan menulis. Berharap juga menjadi JK Rowling atau Raditya Dika. Bangun siang adalah kerjaan rutinnya selama menjadi kelas X di SMAN 4 Denpasar.

Di blog ini, kamu bisa baca resensi dan tips menulis buku. Dan kamu juga bisa menghubungi kami melalui Facebook: Andika Kaya atau e-mail ke andikakaya761@gmail.com

Terima kasih dan semangat terus!