Eits, jangan senang dulu! Sayangnya, naskah kamu masih belum
seratus persen rampung. Kamu harus melakukan tahap selanjutnya setelah
menyelesaikan naskahmu, yaitu tahap editing.
Tapi, biarkan naskahmu mengendap dulu sebelum mulai
mengedit. Kenapa? Karena dengan meninggalkan naskah kita beberapa saat, kita
akan kembali dengan pikiran dan kondisi mata yang lebih fresh. Dengan begitu,
akan lebih mudah menemukan kesalahan, inkonsistensi dan masalah-masalah pada
plotting dan sebagainya.
Revisi atau editing adalah
hal terpenting dalam menerbitkan suatu karya. Memang nantinya naskah kamu akan
mengalami proses editing oleh editor dari penerbit.Tapi, dari situ udah
terlihat bahwa kamu sebagai penulis yang nggak peduli dengan naskah. Bagaimana
mungkin nantinya kamu bisa peduli dengan buku kamu setelah terbit dan
dipublikasi ke khalayak umum?
Naskah yang disusun dengan rapi akan memudahkan editor saat
membacanya. Karena editor berurusan dengan tumpukan naskah setiap harinya,
penulis yang menata karyanya sebaik mungkin akan sangat dihargai oleh para
editor.
Kalau kamu serius ingin menjadi penulis, ada baiknya kamu
berinvestasi membeli Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbaru atau bisa
mengakses KBBI online di http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index,php
Mulailah dengan mengedit bagian terpenting yaitu konten dan
struktur cerita, bagian-bagian kecil seperti kesalahan tik bisa dilakukan
belakangan. Tidak usah terlalu terpaku membenahi kesalahan tik, karena berapa
kali pun dibaca, biasanya selalu ada yang terlewat. Selain itu, kamu juga harus
tega menghilangkan sebagian besar bagian cerita kalau memang tidak diperlukan
dan tidak nyambung dengan cerita.
Setelah revisi awal, coba kamu baca kembali naskahmu sebagai
pembaca. Kenali keunggulan sekaligus
kelemahan dari karaktermu. Merasa ada yang bolong-bolong dalam naskahmu? Tambal
dan kembali sebisamu.
Kalau kamu punya sahabat atau teman yang dapat dipercaya,
kamu bisa meminta bantuan mereka untuk membacanya dan meminta komentar mereka.
Saat memperlihatkan naskahmu yang masih mentah pada beberapa orang, pastikan
bahwa mereka adalah target pembaca idealmu. Kalau mereka lebih suka membaca
buku horror, sementara kamu menulis
fiksi romance untuk remaja, sebaiknya
kamu harus mencari pembaca lain.
Cara merevisi lainnya yang dapat kamu lakukan adalah membaca
naskahmu dengan suara keras dan tempo pelan. Dengan melakukan ini kita akan
bisa menemukan bagian-bagian yang terdengar tidak pas. Membaca dengan suara
keras juga membantu kita menyadari ada beberapa pengulangan yang tidak perlu di
beberapa bagian.
Hal-hal yang harus
diperhatikan saat mengedit
1. Kerapian Naskah. Bersih dari kesalahan tik maupun kesalahan
tata bahasa.
2. Plot atau alur. Kamu harus memperhatikan bagian-bagian
dengan rinci. Misalnya paragraf yang terputus/nanggung atau ada bagian yang terlalu
cepat.
3. Konsistensi Karakter. Ingatlah untuk tetap pendirian dalam
membuat karakter. Apabila si A pendiam, jangan membuat dia tiba-tiba cerewet
tanpa ada disertai adegan yang membuatnya berubah. Jadi saat diedit, periksa
kembali percakapan tokoh agar sesuai dengan karakter yang ditulis.
4. Efektivitas. Apakah kalimat-kalimat yang kamu buat sudah
efektif? Apakah cerpenmu tidak bertele-tele dan berputar-putar?
Kalau kamu udah merasa bahwa tulisanmu sudah rampung, baca
lagi! Ini memang melelahkan, tapi tidak ada yang mudah di dunia ini kalau mau
sukses, ‘kan?
Salam,
Anak Indonesia!
No comments:
Post a Comment